Para pejabat senior Economic Cooperation Organisation yang beranggotakan 10 negara mengevaluasi Misi 2015 untuk mewujudkan perjanjian perdagangan berupa penurunan tarif dan harmonisasi sistem kepabeanan negara anggota pada tahun 2015.
Negara-negara anggota Economic Cooperation Organisation (ECO) adalah Turki, Pakistan, Iran, Afganistan, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan Kazakstan. Para pejabat senior ECO bertemu di Hotel Conrad, Istanbul, Senin-Selasa (20-21/12/2010), tetapi tidak mengadakan jumpa pers.
ECO merupakan perkembangan dari Kerja Sama Regional untuk Pembangunan (Regional Cooperation for Development/RCD), yang dimulai pada tahun 1964 dan bertahan hingga 1979, saat Revolusi Iran meletus dan membuyarkan RCD. Pada 1985 para pendiri RCD, Iran, Turki, dan Pakistan, kembali menghidupkan organisasi itu, dan pada 1992 mengajak tujuh negara lain untuk bergabung.
ECO terdiri atas negara-negara yang dulu merupakan lintasan jalur sutra, sarana perdagangan Asia-Eropa. Para pejabat ECO, menurut Sekretariat ECO, juga akan membahas usulan penciptaan mata uang tunggal, yang tahun lalu disampaikan oleh Presiden Kazakstan Nursultan Abishevich Nazarbayev. Namun, penekanan utama sekarang ini adalah fokus pada kelancaran arus perdagangan barang.
ECO sedang mencoba menawarkan penurunan tarif atas lebih dari 2.000 nomenclature komoditas yang diperdagangkan di kawasan ECO. Jika hal ini berhasil disepakati, negara-negara di luar ECO juga akan bisa menikmati penurunan tarif serupa sepanjang bersedia memberlakukan penurunan tarif serupa kepada ECO sehingga tidak menyalahi prinsip nondiskriminasi berdasarkan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Siaran pers Departemen Luar Negeri Turki, Senin, menyebutkan, selain membahas penurunan tarif komoditas, ECO juga akan memperdalam pembahasan pembangunan sarana transportasi darat, seperti jalan raya dan kereta api, yang kini masih jauh dari memadai, karena masih belum tersambungkan dengan baik. Pihak Turkmenistan mengusulkan pengembangan koridor transportasi darat, mulai dari utara (Kazakstan) ke Selatan (Iran, Pakistan).
ECO yang berpenduduk 420 juta jiwa (bukan 350 juta) masih belum mencapai kemajuan berarti sejak berdiri pada 1992. Ketersambungan sarana transportasi masih rendah sehingga menghambat cita-cita untuk memperdalam kerja sama ekonomi.
Namun, Sekretariat ECO mengatakan, sejumlah komitmen telah dicanangkan, khusus soal pengembangan lebih serius jalur transportasi darat karena sebagian besar wilayah ECO bersifat land locked atau tidak memiliki lautan.
Sekretariat ECO memiliki optimisme, jika hal-hal mendasar itu diperbaiki dan mencapai kemajuan, bukan mustahil kawasan ini menjadi salah satu sentra pertumbuhan ekonomi dunia di tengah pemudaran kejayaan perekonomian Eropa dan AS.
ECO memiliki potensi menjadi blok ekonomi yang besar mengingat hampir semua negara anggotanya kaya minyak walau sebagian masih terus didera perang melawan terorisme dan berada di bawah tekanan asing, seperti Afganistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar